HK
PERBANDINGAN TETAP
Contoh soal
1 : Pada reaksi
antara logam magnesium sebanyak 10 gram dengan 6 gram oksigen sesuai persamaan
reaksi :
2 Mg (s) + O2
(g) ——– > 2 MgO (s)
Ternyata
dari percobaan dihasilkan 15 gram magnesium oksida dan sisa logam magnesium
sebanyak 1 gram, berapakah massa oksigen dan massa Magnesium pada magnesium
oksida ? ( Ar Mg = 24, Ar O = 16)
Solusi :
Dari
persamaan reaksi diatas maka kita bisa tentukan menggunakan rumus hukum proust
yaitu.
Massa O
dalam MgO = = (Ar O)/(Mr MgO) x massa MgO
=
16/40 x 15 gram
= 6
gram
MassaMg
dalam MgO
= (Ar Mg) / (Mr MgO) x massa MgO
=
24/40 x 15 gram
= 9
gram
Jadi massa
magnesium yang bereaksi adalah 9 gram (tersisa 1 gram) dan massa oksigen yang
bereaksi adalah 6 gram
Contoh soal
2 : Suatu
senyawa oksida besi (FeO) memiliki perbandingan massa besi dan oksigen sebesar
7 : 2. Tentukan persen massa dari besi dan oksigen dalam senyawa tersebut.
Solusi :
Total
perbandingan 7 + 2 = 9
Persen
massa besi
= (perbandingan Besi)/(total perbandingan)x 100 %
=
7/9 x 100 %
= 77,8
%
Persen massa
oksigen = (perbandingan oksigen) ∕ (total perbandingan) x
100 %
= 2/9 x 100
%
= 22,2 %
Contoh Soal
3 : Perbandingan
massa carbon terhadap oksigen dalam karbon dioksida adalah 3 : 8. Berapa gram
karbon dioksida dapat dihasilkan apabila 6 gram karbon dengan 16 gram oksigen ?
Solusi :
Reaksi yang
terjadi adalah C + 2 O ——– > CO2
Maka massa
zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
C : 2 O = 6
: 16 sehingga C : O = 6 : 8
Oksigen
berlebih sehingga karbon habis bereaksi
Massa karbon
yang bereaksi ( C ) = 6 gram
Massa
oksigen yang bereaksi ( O ) = 8/3 x 6 gram
= 16 gram
Maka karbon
dioksida yang dapat dihasilkan adalah 6 gram C + 16 gram O2 =
22 gram
Tabel unsur-unsur logam.
Nama Indonesia
|
Nama Latin
|
Lambang Unsur
|
Bentuk Fisik
|
aluminium
barium besi emas kalium kalsium kromium magnesium mangan natrium nikel |
aluminium
barium ferrum aurum kalium calsium chromium magnesium manganium natrium nickelium |
Al
Ba Fe Au K Ca Cr Mg Mn Na Ni |
padat,
putih keperakan
padat, putih keperakan padat, putih keperakan padat, berwarna kuning padat, putih keperakan padat, putih keperakan padat, putih keperakan padat, putih keperakan padat, putih abu-abu padat, putih keperakan padat, putih keperakan |
Tabel unsur-unsur nonlogam.
Nama Indonesia
|
Nama Latin
|
Lambang Unsur
|
Bentuk Fisik
|
belerang
bromin fluorin fosforus helium hidrogen karbon klorin neon nitrogen oksigen silikon iodin |
sulfur
bromium fluorine phosphorus helium hydrogenium carbonium chlorine neon nitrogenium oxygenium silicium iodium |
S
Br F P He H C Cl Ne N O Si I |
padat,
kuning
cair, cokelat kemerahan gas, kuning muda padat, putih dan merah gas, tidak berwarna gas, tidak berwarna padat, hitam gas, kuning kehijauan gas, tidak berwarna gas, tidak berwarna gas, tidak berwarna padat, abu-abu mengkilap padat, hitam (uapnya berwarna ungu) |
I.
Unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan. Perluh dipahami bahwa
menguraikan tidaklah sama dengan memotong-motong atau menghaluskan. Penguraian
menghasilkan dua jenis atau lebih zat baru yang berbeda dari zat semula,
sedangkan memotong-motong atau menghaluskan hanya mengubah bentuk, tetapi tidak
mengubah jenis zatnya.
Untuk
meringkaskan dan memudahkan penulisan,maka setiap unsur diberi suatu lambang
yang kita sebut lambang unsur atau lambang atom.
Contoh:
Karbon
(C) , Kalsium (Ca)
Perhatikan
beberapa contoh pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. beberapa contoh unsur
Nama unsur(Indonesia)
|
Nama lain
|
Lambang
|
Karbon
Kalsium
Klorin
Tembaga
Kalsium
Perak
|
Carbonium
Calsium
Clorin
Cuprum
Calsium
Argentum
|
C
Ca
Cl
Cu
K
Ag
|
II.
SENYAWA
Senyawa
adalah zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi dua jenis atau lebih sederhana.
Penguraian senyawa dapat terjadi karena pemanasan atau aliran listrik.
Contoh
senyawa: Air, gula, garam, dan asam cuka.
a.
Molekul
Bagian
terkecil dari senyawa adalah molekul. Molekul senyawa terbentuk dari perikatan
dua jenis atau lebih atom unsur.
b.
Rumus Kimia
Senyawa juga
diberi lambang, lambang senyawa ini disebut rumus kimia. Rumus kimia
dari beberapa senyawa diberi pada tabel berikut:
Tabel
3. Rumus kimia dari beberapa senyawa
Nama zat
|
Rumus kmia
|
Air
Amoniak
Asam cuka
Sukrosa(gula)
|
H2O
NH3
CH3COOH
C12H22O11
|
III.
Campuran
Campuran
adalah materi yang terdiri dari dua jenis zat atau lebih. Sifat campuran
merupakan rata-rata dari sifat komponen-komponennya. Sifat manis dari gula
tidak hilang ketika dicampur dengan air. Demikian juga dengan sifat asin dari
garam. Jika ke dalam air dilarutkan gula dan garam, maka larutan akan mempunyai
rasa manis sekaligus asin.
Tiga Jenis
Campuran: Larutan, Koloid, dan Suspensi
1)
Larutan
Larutan
adalah campuran homogen. Suatu campuran dikatakan homogen jika antara
komponennya tidak terdapat bidang batas, sehingga tidak terbedakan lagi
walaupun menggunakan mikroskop ultra.
2)
Suspensi
Suspensi
adalah campuran kasar dan bersifat heterogen. Antara komponennya masih terdapat
bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop.
Istilah suspensi biasanya dimaksud untuk campuran hererogen dari suatu zat
padat dalam zat cair. Suspensi tampak keruh dan tidak stabil
3)
Koloid
Koloid
adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi. Contohnya santan, air, susu, air sabun, dan cat.
Dibawah ini adalah tabel perbedaan
unsur, senyawadan campuran
Sedangkan perbedaan larutan,
suspensi dan koloid adalah seperti pada tabel dibawah ini:
Konfigurasi
Elektron
Ialah susunan elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut.
Setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum dengan rumus:
Gambar.12. Jumlah elektron maksimum tiap kulit dalam atom
Keterangan :
Ialah susunan elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut.
Setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum dengan rumus:
Gambar.12. Jumlah elektron maksimum tiap kulit dalam atom
Keterangan :
- ∑ = jumlah maksimum elektron pada suatu kulit
- n = nomor kulit
Keterangan gambar: Jumlah elektron maksimum tiap kulit dalam atom
Jumlah elektron maksimum dalam tiap-tiap kulit atom
Aturan-aturan dalam pengisian konfigurasi elektron:
1.Pengisian dimulai dari tingkat energi paling rendah ketingkat energi paling tinggi dari kulit K, L,M dan seterusnya
2.Jika jumlah elektron yang tersisa ≤ 8 di tempatkan pada kulit berikutnya
3.Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8
Contoh soal :
Tulislah konfigurasi elektron dari:
Jawab.
1. Jumlah elektron = 8
Konfigurasi elektron K= 2 L= 6
2.Jumlah elektron = 18
Konfigurasi elektron K= 2 L= 8 M= 8
3.Jumlah elektron = 38
Konfigurasi elektron K= 2 L=8 M= 18 N=8 O=2
2. Elektron Valensi
Elektron valensi ialah jumlah elektron pada kulit terluar suatu atom netral. Cara
menentukan elektron valensi adalah dengan menuliskan konfigurasi elektron.
Contoh soal:
Tulislah konfigurasi elektron dan elektron valensi dari atom-atom berikut:
Jawab:
1. Nomor atom = 20, jumlah elektron=20
Konfigurasi elektron K=2 L=8 M=8 N=2
Elektron valensi =2
2. Nomor atom = 35
Konfigurasi elektron K=2 L=8 M=18 N=7
Elektron valensi =7
Bilangan kuantum utama menggambarkan lintasan elektron atau tingkat energi utama yang dinotasikan dengan n. Semakin besar nilai n, semakin besar pula nilai rata-rata energi kulit tersebut. Karena semakin jauh letak elektron dari inti atom, energinya semakin besar. Dengan kata lain, semakin besar nilai n, letak elektron semakin jauh dari inti atom. Lintasan tersebut dalam konfigurasi elektron dikenal sebagai kulit.
b. Bilangan Kuantum Azimut (l)
Bilangan kuantum azimut menggambarkan subkulit atau subtingkat energi utama yang dinotasikan dengan l. Bilangan kuantum azimut menentukan bentuk orbital dari elektron. Notasi huruf digunakan untuk menunjukkan pelbagai nilai l.
Empat notasi huruf pertama menunjukkan spektrum atom logam alkali (litium sampai cesium). Empat seri garis spektrum ini menyatakan tajam (sharp), utama (principal), baur (diffuse), dan seri dasar (fundamental), yang dinotasikan dengan huruf s, p, d, dan f. Untuk l = 4, 5, 6, dan seterusnya, notasi hurufnya cukup dengan meneruskan secara alfabet. Subkulit dalam kulit ditunjukkan dengan menuliskan nilai n (bilangan kuantum utama) diikuti dengan nilai l (bilangan kuantum azimut). Perhatikan contoh soal berikut.
Ketentuan nilai subkulit (l ) bergantung pada nilai kulit (n), yaitu:
c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Bilangan kuantum magnetik menyatakan orientasi orbital dalam subkulit yang dinotasikan dengan m. Dengan demikian, setiap orbital dalam subkulit tertentu dapat dibedakan orientasi orbitalnya dengan bilangan magnetik. Bilangan magnetik dinyatakan dengan bilangan bulat. Perhatikan Tabel 1.2 berikut. Nilai = 0 sampai (n-1)
Nilai m dapat dirumuskan sebagai berikut:
d. Bilangan Kuantum Spin (s)
Bilangan kuantum spin menggambarkan arah rotasi atau putaran elektron dalam satu orbital yang dinotasikan dengan s. Karena hanya ada 2 arah putaran yang mungkin yaitu searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam, maka setiap orbital memuat 2 elektron dengan arah rotasi yang berlawanan. Arah rotasi pertama ditunjukkan ke atas dengan notasi s = +½ atau rotasi searah dengan arah putaran jarum jam. Sedangkan arah ke bawah menunjukkan notasi s = -½ atau berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
BILOKS
1.
Biloks unsur bebas dalam bentuk monoatomik, diatomik,
triatomik, tetraatomik, dan seterusnya, memiliki harga nol.
Contoh : Fe, C, H2, Cl2,
F2, O2, P4, dan S8.
2.
Atom logam selalu memiliki biloks positif dengan harga
sesuai dengan nomor golongannya, kecuali untuk logam transisi yang memiliki
lebih dari satu biloks.
1)
Biloks atom Li, Na, K, Rb, dan Cs adalah +1
2)
Biloks atom Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra adalah +2
3)
Biloks atom Al adalah +3
3.
Biloks atom H umumnya adalah +1, kecuali jika
berikatan dengan unsur logam, seperti Na, biloksnya menjadi negatif. Senyawa
atom H dengan unsur logam disebut senyawa hidrida.
Contoh : biloks H dalam senyawa
natrium hidrida (NaH) adalah -1
4.
Biloks atom O umumnya adalah -2, kecuali jika
berikatan dengan atom F, atau dalam senyawaan peroksida dan superoksida. Biloks
atom O adalah +2 dalam OF2, dalam senyawa peroksida (misalnya H2O2)
berharga -1. Adapun dalam senyawa superoksida (seperti KO2), biloks
atom O bernilai – ½.
5.
Jumlah seluruh iloks atom-atom penyusun suatu ion sama
dengan muatan ion tersebut.
Contoh : biloks S-2 = -2;
Fe3+ = +3; MnO4- = -1; dan Cr2O72-
= -2.
6.
Jumlah biloks unsur--unsur pembentuk senyawa netral
sama dengan nol.
Contoh :
Muatan H2O = (2 x biloks
H) + (1 x biloks O) = 0
= 2 x (+1) + 1 x (-2) = 0
Muatan KClO3 = (1 x
biloks K) + (1 x biloks Cl) + (3 x biloks O) = 0
= 1 x (+1) + 1 x (+5) + 3 x (-2) = 0
Muatan Al(OH)3 = (1 x biloks Al) + (3 x biloks O) + (3 x
biloks H) = 0
= 1 x (+3) + 3 x (-2) + 3 x (+1) = 0
TATA NAMA
1. non-Logam + non-Logam+ ida
Untuk senyawa yang terbentuk dari dua unsur non-Logam, maka unsur yang lebih bersifat logam dituliskan terlebih dahulu.
Untuk menunjukkan jumlah suatu unsur pembentuk molekul, maka digunakan angka Yunani.
Contoh. mono = 1 ; di = 2 ; tri = 3 ; tetra = 4
penta = 5 ; heksa = 6 ; hepta = 7 ; okta = 8
N2O = dinitrogen monoksida
CO = karbon monoksida
CS2 = karbon disulfida
SO3 = sulfur trioksida
CCl4 = karbon tetraklorida
PCl5 = fosfor pentaklorida
SF6 = sulfur heksaflorida
Cl2O5 = dikloro pentaoksida
Untuk senyawa yang terbentuk dari dua unsur non-Logam, maka unsur yang lebih bersifat logam dituliskan terlebih dahulu.
Untuk menunjukkan jumlah suatu unsur pembentuk molekul, maka digunakan angka Yunani.
Contoh. mono = 1 ; di = 2 ; tri = 3 ; tetra = 4
penta = 5 ; heksa = 6 ; hepta = 7 ; okta = 8
N2O = dinitrogen monoksida
CO = karbon monoksida
CS2 = karbon disulfida
SO3 = sulfur trioksida
CCl4 = karbon tetraklorida
PCl5 = fosfor pentaklorida
SF6 = sulfur heksaflorida
Cl2O5 = dikloro pentaoksida
2.Logam + non-Logam (Senyawa Ionik)
Rumus senyawa : unsur LOGAM ditulis di depan
Contoh : Natrium klorida ditulis NaCl, bukan ClNa
Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya, sehingga bersifat netral (muatan total = 0)
Rumus senyawa : unsur LOGAM ditulis di depan
Contoh : Natrium klorida ditulis NaCl, bukan ClNa
Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya, sehingga bersifat netral (muatan total = 0)
a) Nama Senyawa
contoh : NaCl : natrium klorida
CaCl2 : kalsium klorida
Na2O : natrium oksida
MgBr2 : magnesium bromida
b) Jika logam memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi, maka untuk membedakan
bilangan oksidasinya, harus dituliskan dalam tanda kurung dengan angka
contoh: FeCl2 : besi (II)klorida/ferro klorida
FeCl3 : besi (III)klorida/ferri klorida
SnO : timah (II)oksida
Sn2O : timah(I) oksida
CuCl2 : tembaga(ll)klorida/ kupri klorida
CuCl : tembaga (l) klorida/ kupro klorida
Fe2O3 : besi (III) oksida/ ferri oksida
Tata Nama Senyawa Poliatomik(terbentuk lebih dari 2 unsur yang berbeda)
NH4NO3 : ammonium nitrat
KClO4 : kalium perklorat
CaCO3 : kalsium karbonat
NaOH : natrium hidroksida
Ion Poliatomik
sulfat SO42-
sulfit SO32-
karbonat CO32-
Fosfat PO43-
Fosfit PO33-
Ammonium NH4+
Perklorat ClO4-
Cianida CN-
Hidroksida OH-
Nitrat NO3-
Nitrit NO2-
Senyawa Asam
• H2SO4 : Asam sulfat
• H2CO3 : Asam karbonat
• H3PO4 : Asam posfat
• H3PO3 : Asam posfIt
• HCl : Asam klorida
• HBr : Asam bromida
• H2S : Asam sulfida
Senyawa Basa
• NaOH : natrium hidroksida
• Mg(OH)2 : Magnesium hidroksida
• KOH : kalium hidroksida